Tuesday, October 23, 2018

Penyandang Disabilitas Gelar Temu Inklusi Nasional di Gunungkidul

Beberapa penyandang disabilitas dari beberapa daerah di Indonesia bergabung di kompleks Balai Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Gunungkidul sampai dua hari ke depan.

Mereka akan ikuti Temu Inklusi Nasional untuk menggagas penyebaran beberapa ide inklusi di semua stakeholder seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat, sampai Instansi Swadaya Penduduk (LSM).

Baca juga: Akreditasi Prodi UNMUL

Direktur Sasana Inklusi serta Pergerakan Advokasi Difabel (SIGAP), Suharto menuturkan, sekurang-kurangnya ada 400 penyandang disabilitas yang akan inapkan di rumah-rumah masyarakat ditempat.

Perihal ini ikut jadi usaha penyadsran bersama dengan hingga masyarakat dapat bersama dengan penyandang disabilitas untuk rayakan keberagaman. "Kelak banyak inspirasi atau gagassn yang muncul dari rekan-rekan disabilitas saat proses di Desa Plembutan, Playen ini," terangnya pada wartawan, Selasa (23/10).

Dikatakannya, program yang diadakan itu adalah sisi dari wawasan untuk menggelindingkan program Indonesia inklusi pada 2030 yang akan datang. Gagasannya pekerjaan seperti ini akan diselanggarakan setiap 2 tahun dengan keinginan beberapa ide yang muncul nanti dapat diserap oleh pemerintah daerah.

Eko Sugeng, salah satunya peserta Temu Inkkusi Nasional menjelaskan, dianya akan beberapa pengetahuan mengenai mengolah kopi. Menjadi penyandang disabilitas ia ingin share kepiawaian dalam mengolah kopi enak.

"Kami masuk drngan ousst rehabilitasi Yakkum, lalu belajar banyak, bahkan juga kami livein dengan petani di Suroloyo, Kulon Progo. Kami belajar ngopeni (pelihara) kopi, dsn mengolah kopi," katanya.

Baca juga: Akreditasi Prodi UNLAM

Eko Sugeng termasuk juga orang yang tidak ingin dibelaskasihani. Walau ke-2 tanganya tidak berperan dengan baik karena diamputasi, semenjak remaja ia tidak ingin menyusahkan orang yang lain.

Eko ikut malas merintih serta pilih jalan hidup produktif. "Seputar tahun 2002, umur saya masih tetap 18 tahunan. Tersengat listrik sampai pada akhirnya ke-2 tangan ini diamputasi,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment