Friday, September 14, 2018

UGM kehilangan Prof Dr Damardjati Supardjan

Kampus Gajah mada (UGM) kembali berduka atas wafatnya Guru Besar Prof Dr Damardjati Supardjan. Pakar filsafat Jawa serta Indonesia ini berpulang sebab sakit stroke yang dideritanya tiga bulan paling akhir.

Prof Dr Damardjati wafat Senin 17 Februari 2014 tempo hari sekira jam 17.00 WIB. Jenazah Damardjati sudah sempat dimakamkan di Balairung UGM, ini hari.

Baca juga: Biaya Kuliah UNJA - Biaya UKT UNJA

Seluruh civitas akademika serta semua orang dekat dan kenalan menghadiri acara penghormatan paling akhir itu. Selesai penghormatan, jenazah lalu dibawa ke pemakaman keluarga di Losari, Grabag, Magelang, Jawa Tengah.

Rektor UGM Prof Dr Pratikno menyampaikan, selama hidupnya, Damardjati mempunyai prinsip pada UGM serta Indonesia. Menjadi seseorang akademisi, Damardjati adalah ilmuan yang andal, pendidik inspiratif dengan kesedarhanaannya.

"Dengan semua kekhasan serta kekhasannya, beliau dapat memberikan inspirasi kita. Menjadi seseorang akademisi, beliau bahkan juga menginisiasi serta mengenalkan metodologi analisa filsafat yang tidak biasa dari yang diketahui dari pengetahuan filsafat dunia. Dalam berfilsafat, kekhasan beliau tidak cuma nalar tetapi juga perasaan bertindak dalam analisa itu," katanya dalam acara penghormatan di Balairung UGM, Selasa (18/2/2014).

Pratikno menjelaskan, figur Damardjati juga berjasa sebab kembali memperingatkan bangsa Indonesia, terutamanya buat UGM untuk kembali ke ideologi negara yaitu Pancasila.

Di saat Pancasila alami krisis bahkan juga tidak lagi menarik buat kelompok akademisi, Damardjati bersama dengan rekan-rekannya malah mengepalai bidang lahirnya Pusat Studi Pariwisata (PSP) UGM pada Tahun 1996 kemarin.

"Mudah-mudahan sepak terjang beliau sewaktu hidupnya dapat jadi contoh buat kita semua," paparnya.

MH Ainun Najib yang adalah teman dekat karib almarhum juga terlihat menghadiri acara penghormatan di UGM. Cak Nun sapaan akrabnya menjelaskan, almarhum nampaknya dianugerahkan pandangan serta pendengaran yang tidak biasa. Almarhum dapat lihat yang tidak dapat disaksikan mata pemula serta dapat dengar yang tidak dapat didengar orang yang lain.

Baca juga: Biaya Kuliah UNIMED - Biaya UKT UNIMED

"Karena itu, demikian beliau tidak ada, kita mesti belajar lihat serta dengar apakah yang tidak dapat dikerjakan orang yang lain. Beliau juga menggunakan Islam menjadi mata pandang meneropong Jawa serta Indonesia. Walau dalam beberapa hal kami alami ketidakcocokan, akan tetapi kami begitu dekat. Saya pribadi cuma menyayangkan beberapa waktu paling akhir ini saya tidak sangat intensif berjumpa beliau sebab aktivitas saya," katanya.

Damardjati sendiri adalah pria kelahiran Magelang, 30 Maret 1940. Damardjati tinggalkan satu orang istri Sri Winarni serta empat orang anak.


No comments:

Post a Comment