Monday, April 1, 2019

Saurip Kadi: Prabowo Perlu Belajar Konsep Pertahanan ala Zaman Now

Bekas Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster Kasad) Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi ikut memberi penilaian pada Debat Calon presiden ke empat, Sabtu (29/3/2019) malam. Rekanan seangkatan Prabowo Subianto di Akabri (1970) itu mengakui terheran-heran Jokowi yang lulusan Faktultas Kehutanan malah lebih kuasai bagian pertahanan.

Ia menyebutkan jika dalam debat itu Prabowo kembali membuat malu TNI. Karena, Prabowo nyatanya tidak tahu jika di penjuru dunia, yang dipakai dalam membuat gagasan pertahanan ialah “Hakikat Ancaman” yang akan ditemui satu negara. Mengenai “Hakikat Ancaman” itu terdapatnya di prediksi Intelejen Strategis baik periode pendek, menengah, serta panjang.

"Itu karena itu di tiap-tiap Kedutaan Besar negara mana saja diperlengkapi dengan Atase Pertahanan dari ke-3 angkatan. Hingga basic pengaturan Inti Intimidasi betul-betul valid, benar-benar bukan anggapan ditambah lagi halusinasi. Merekalah Tubuh Pengumpul Info yang sah dibiayai negara," tutur Saurip Kadi, Minggu (31/3/2019).

Baca juga : Jurusan di UNIPA

Menurut Saurip, Calon presiden Nomer Urut 01 Jokowi malah tahu jika perang jaman now bukan kembali beradu kemampuan persenjataan seperti perang zaman old, tetapi perang asimetris yang utamanya ialah bagaimana memengaruhi rakyat negara lawan lewat pergantian pola pikir.

Sekarang ini, menurut Saurip Kadi, beberapa negara lainnya telah merubah ide pertahanan mereka. Bahkan juga Amerika Serikat telah tutup beberapa pangkalan militernya di negara lainnya. Saurip Kadi pula mengatakan, salah besar bila Prabowo memperbandingkan besaran biaya militer Indonesia dengan Singapura.

"Dengan luas lokasi yang kecil, tidak lebih dari Kabupaten Brebes, tetapi kuasai kemampuan ekonomi lokasi lewat layanan finansial serta perdagangan, jadi tidak ada pilihan, Singapura mesti memiliki kelebihan di bagian militer. Sebab dengan satu sorty pengeboman saja, Singapura akan habis," pungkasnya.

Jadi, menurutnya, Prabowo butuh belajar kembali masalah ide pertahanan serta keamanan yang paling baru, sesuai dengan situasi jaman now. "Jika butuh, lewat tuntunan belajar," tandas Saurip Kadi.

Di tanya masalah arti penyataan Prabowo jika dianya ialah lebih TNI dari TNI, Saurip Kadi mempersilakan menanyakan langsung pada Calon presiden Nomer Urut 02 itu. "Tetapi yang saya kenali Pak PS ialah perwira tinggi TNI yang dikeluarkan dari dinas aktif, sebab berinisiatif lakukan penculikan beberapa aktivis, seperti disadari sendiri di muka sidang DKP," imbuhya.

Saurif memaparkan, berakhirnya dinas militer di negara mana saja cuma ada tiga fakta Pertama, sebab atas pemintaan sendiri untuk pensiun awal. Ke-2, sebab diberhentikan dengan hormat karena sakit atau cacat hingga tidak kembali dapat menjalankan tugas-tugas kemiliteran. Ke-3, sebab pensiun sesuai dengan batas usia yang ditata oleh Undang-Undang. Di luar ke-3 fakta itu ialah sebab dikeluarkan.

"Sebab pak PS ialah perwira tinggi bintang tiga serta kembali menantu Pak Harto, ya saru jika dipakai arti dikeluarkan, jadi ditempatkan pada situasi riil waktu itu, pemakaian arti diberhentikan benar-benar begitu bijak," pungkasnya.

Pada pertanyaan kualitas jawaban bagian pertahanan oleh Jokowi, Saurip ajak bangsa ini sepantasnya bersukur pada Tuhan Yang Maha Esa, sebab memiliki Presiden yang memahami mengenai tentara dalam negara demokrasi, di mana senjatanya harus menghadap keluar.

Karena itu, titel TNI yang sekarang ini ialah warisan Belanda yang diteruskan orba, jadi ke depan mesti diatur lagi supaya bisa mencapai semua lokasi pertahanan NKRI, untuk melumpuhkan musuh sebelum masuk ataupun yang terlanjur masuk masuk ke lokasi NKRI.

Saurip lantas memperingatkan pada keluarga besar TNI (KBT) jika memakai hak pilih ialah HAM. Tetapi sebelum semuanya terlambat, terkhusus pada beberapa pensiunan prajurit TNI serta lebih bekas elite TNI, pentingnya bekas Panglima TNI serta Kas Angkatan dan pejabat TNI yang berada di BPN Paslon 02, jika sampai ajal menjemput, beberapa pensiunan memiliki keharusan untuk mengawasi kehormatan, derajat, serta martabat TNI.

Baca juga : Jurusan di IKJ

"Apa yang kita mencari pada hari tua, haruskah beberapa pensiunan tega membiarkan TNI kembali memikul aib, sebab prajurit TNI mesti menghormat dengan sangkur terhusus pada bekas pejabat TNI yang berhenti dari dinas aktif, sebab dikeluarkan, naudzu bilah mindalik" tutur Saurip Kadi kembali

Disadari oleh Saurip Kadi, memang susah untuk tidak tempatkan Pak Prabowo menjadi sisi dari KBT, tetapi beberapa purnawirawan TNI harus mengawasi TNI menjadi almamater tempat dahulu menyerahkan raga dan jiwa untuk kejayaan NKRI. Terkecuali buat mereka yang tidak terasa jika penculikan aktivis bukan aib buat TNI serta terkhusus buat lulusan Akademi TNI.

"Jika benar ada pensiunan TNI yang tidak tempatkan hal itu menjadi aib, jadi ke depan mereka tidak wajar untuk menyebutkan dianya menjadi tentara rakyat, tentara pejuang, serta tentara nasional. Sebab pak Dirman serta beberapa pendiri TNI yang lain dan beberapa pelatih kita di Akademi TNI tidak sempat mengajari jika rakyat, ditambah lagi aktivis demokrasi menjadi musuh negara, hingga mereka resmi untuk diculik," tegas Saurip Kadi.

Saurip Kadi mengatakan jika Pemilu bukan Perang. Pemilu tidak lebih untuk pilih calon presiden serta program untuk lima tahun ke depan. Karena itu, katanya, pilih calon presiden yang nyata-nyata telah dapat dibuktikan berani serta sukses memberantas mega korupsi, mafia tambang, dan migas seperti Petral, Free Port, Newmont, Blok Rokan, serta Mahakam.

"Dan dapat bangun perasaan Indonesia lewat kualitas service serta infrastruktur yang sama untuk semua lokasi Indonesia serta nyata-nyata dapat meneruskan pembangunan jalan tol serta infratsruktur yang di waktu lantas mangkrak. Lewat Dana Desa serta beberapa program Kartu, sekarang rakyat kecil telah mulai rasakan faedah NKRI," ujarnya.

No comments:

Post a Comment