Tuesday, April 9, 2019

TKD Sebut Indonesia di Era Kepemimpinan Jokowi Kian Berkembang

Berdasar pada data Tubuh Pusat Statistik (BPS), perkembangan ekonomi nasional Indonesia alami perkembangan dari tahun ke tahun. Tahun 2015 angkanya sampai 4,88 %, lantas tahun 2016 sebesar 5,03 %, tahun 2017 5,07 %, serta tahun 2018 selalu makin bertambah jadi 5,17 %.

Perolehan itu dipandang cukuplah positif buat perubahan ekonomi nasional. Walau sebenarnya seperti didapati, situasi APBN tetap tertekan karena unsur external, yaitu efek ketidakpastian perekonomian dengan global.

Baca juga : Jurusan di UNUD

Unsur external yang disebut ialah normalisasi moneter di Amerika Serikat (AS) dengan meningkatkan tingkat suku bunga. Kebijaksanaan itu dapat membuat dolar yang masuk di beberapa negara berkembang kembali ditarik ke AS.

"Jika disaksikan dari teorinya, sebetulnya perkembangan ekonomi yang berkualitas itu ialah perkembangan ekonomi yang inklusif, dimana faedahnya dapat menyebar serta dirasa oleh seluruh penduduk dengan rata," jelas Julia Mihardja, Dewan Pengarah Team Kampanye Daerah (TKD) Kota Tangerang Selatan, Selasa (9/4/2019).

Diterangkan Julia, perolehan kualitas ekonomi pada kepemimpinan Jokowi pada 4,5 tahun paling akhir begitu mengagumkan. Lebih ekonomi Indonesia sekarang ini masuk menjadi negara ekonomi berkembang ke arah ekonomi maju atau emerging market, yang berarti dijajarkan dengan negara Turki, China, Mesir, Brasil, Rusia, serta Afrika Selatan.

"Tujuh negara emerging markets sekarang ini termasuk juga Indonesia, diprediksikan ada diantara jejeran 10 negara dengan ekonomi paling besar dunia pada pada tahun 2030 kelak," katanya.

Dipaparkannya, perubahan ekonomi nasional tidak lepas dari program-program kerakyatan yang digerakkan. Contohnya, dana pertolongan sosial, Program Keluarga Keinginan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pandai (KIP), Credit Usaha Rakyat (KUR), dan pertolongan buat siswa keluarga tidak dapat.

"Program kerakyatan itu sudah berjalan, hingga berefek luas pada kualitas ekonomi sekarang ini yang semakin berkembang. Ditambahkan kelak Pak Jokowi akan keluarkan kebijaksanaan masalah Kartu Indonesia Kuliah, Kartu Indonesia Kerja, serta Kartu Sembako Murah. Mengagumkan ide beliau untuk memajukan kesejahteraan Indonesia," tuturnya .

Selanjutnya, Julia mengkritik apa yang diutarakan oleh Calon Presiden 02 Prabowo waktu mengadakan orasi politik di Gelanggang olahraga Bung Karno (GBK). Di mana dikatakan dengan arti "Ndasmu" yang bermakna "Kepalamu", atas klaim perkembangan ekonomi Indonesia yang sudah menyentuh level 5 %.

"Itu memang data dari BPS, serta memang penduduk dibawah pula rasakan penambahan itu," tukasnya.

Baca juga : Jurusan di UMS

Data BPS sendiri mengatakan, jika perkembangan ekonomi Indonesia terdaftar terunggul nomer 3 Grup of Twenty atau G20, sesudah India serta China yang semasing tumbuh 7,3 % serta 6,6 % di tahun 2018, disusul tempat Indonesia yang sampai 5,17 %.

Awal mulanya, perihal sama disebutkan periset ekonomi dari Center of Reform Economics (CORE), Piter Abdullah. Menurut dia, walau belum prima, kebijaksanaan pemerintah, khususnya di bagian ekonomi telah pada jalan yang benar.

Karena katanya, semua pembangunan diperuntukkan untuk kebutuhan publik, tidak cuma kelas menengah, tetapi semua kelompok. "Coba saja lihat di sebagian besar survey, khususnya yang mengarah tingkat kepuasaan pada kebijaksanaan pemerintah, itu 70 persen-nya terasa senang," katanya belakangan ini.

Jika juga ada yang tidak memberi dukungan pemerintah, Piter menjelaskan, hal tersebut lebih dikarenakan ketidaksukaan. "Khususnya sebab termakan hoax, contohnya masalah rumor agama atau tenaga kerja asing," tegasnya.

No comments:

Post a Comment