Kejadian pasangan capres serta cawapres fiktif, Nurhadi-Aldo (Dildo) di sosial media diminya tidak dipandang sepele. Karena, kejadian timbulnya Dildo itu dapat jadi tanda kejenuhan beberapa penduduk pada Penentuan Presiden serta Wakil Presiden (Pemilihan presiden).
Baca juga : Biaya Kuliah BINUS - Pendaftaran BINUS
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto menjelaskan, atmosfer perbincangan Pemilu janganlah sangat sering dipenuhi dengan diksi-diksi yang membuat penduduk makin jemu.
"Contoh mengapa muncul kejadian perlawanan sarkastik, Nurhadi Aldo, janganlah disangka itu main-main saja, itu dapat jadi tanda kejenuhan," tutur Gun Gun Heryanto dalam diskusi bertopik 'Berbeda Pilihan itu Biasa' di Gedung SINDO, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2018).
Baca juga : Biaya Kuliah UNUD - Pendaftaran UNUD
Dalam peluang itu, ia memandang polarisasi penduduk dalam menanggapi Pemilihan presiden ialah satu keniscayaan. "Polarisasi itu keniscayaan dalam kontestasi," tuturnya.
No comments:
Post a Comment