Monday, December 24, 2018

Tsunami Selat Sunda, Australia: Pukulan Berat bagi Indonesia

Pemerintah Australia mengatakan tidak ada masyarakatnya yang jadi korban tsunami Selat Sunda. Perdana Menteri (PM) Scott Morrison menjelaskan tsunami yang selama ini menewaskan 222 orang itu adalah pukulan berat buat Indonesia sebab cuma berlalu beberapa waktu sesudah musibah sama menempa Sulawesi.

Baca juga : Jurusan di UNESA

Lebih dari 800 yang lain terluka serta beberapa puluh orang dikatakan hilang sesudah tsunami menghajar beberapa daerah pantai di Banten serta Lampung Selatan di akhir minggu.

"Kami mengerti jika sekarang ini tidak ada orang asing, ditambah lagi orang Australia, yang sudah terserang efek ini," kata Morrison pada wartawan, tempo hari. "Ini adalah pukulan berat buat Indonesia," lanjut ia, yang dikutip dari news.com.au, Senin (24/12/2018).

Morrison menjelaskan Australia siap menolong Indonesia. "Ini hadir diatas apakah yang terjadi di Sulawesi serta seperti biasa, kami siap memberi dukungan pemerintah Indonesia dengan beberapa perihal," katanya.

"Belumlah ada keinginan semacam itu. Saya tidak menghadapi apapun pada kesempatan kali ini. Tapi bila (keinginan) mereka muncul, jadi jelas kami akan kerja dengan pemerintah Indonesia sesuai dengan keinginan mereka."

Walau Morrison pastikan tidak ada masyarakatnya yang jadi korban, akan tetapi Departemen Luar Negeri serta Perdagangan (DFAT) ditempat masih mencari tahu adakah masyarakat Australia yang ada diantara 222 orang yang meninggal dalam tsunami Selat Sunda. Usaha departemen itu dikerjakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

Tubuh amal Oxfam di Australia ikut sudah siap-siap untuk kirim team penilai efek musibah ke tempat peristiwa serta menanggapi sesuai dengan keperluan.

"Kami ketahui penduduk yang terserang efek akan memerlukan makanan serta akses pada air bersih," kata Manajer Kemanusiaan Oxfam Australia Meg Quartermaine.

Baca juga : Jurusan di UB

Tubuh Meteorologi Klimatologi serta Geofisika (BMKG) Indonesia menyangka tsunami Selat Sunda yang menerjang Pantai Anyer, Banten serta Lampung Selatan karena longsor dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

”Setelah kami analisa gelombang itu adalah tsunami. Alurnya begitu serupa dengan tsunami yang berlangsung di Palu. Karenanya kami lakukan pengaturan dengan Tubuh Geologi jika disangka, sebab sekarang ini waktu belumlah cukuplah untuk menghimpun data, ada tanda-tanda yang berlangsung sebab erupsi Anak Krakatau,” tutur Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam pertemuan wartawan di kantor BMKG, Jakarta, tempo hari.

No comments:

Post a Comment