Friday, December 7, 2018

Perjuangan Panjang Tokoh Tenun Nusantara Ini Mendekati Kenyataan

Obsesi dan harapan Anna Mariana untuk menginisiasi lahirnya peringatan Hari Tenun Nasional mendekati fakta. Hal itu tampak waktu tokoh serta pelopor tenun nusantara itu bersama dengan Tengku Ryo Rizqan (Ketua Umum KTTI) serta Ibu Musdalifah (Dewan Pembina KTTI) lakukan audiensi dengan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/12).

Anna Mariana, yang adalah Pendiri, Dewan Ahli serta Pembina di Komune Tekstil Tradisionil Indonesia (KTTI), telah lebih dari 10 tahun paling akhir berusaha. Diakuinya, adalah satu perjuangan panjang serta berkelok untuk mendekati serta memberikan keyakinan pemerintah begitu utamanya penentuan Hari Tenun serta Songket Nasional, yang tanggal peringatannya berlainan dengan Hari Batik.

Baca juga : Biaya Kuliah UNAIR - Pendaftaran UNAIR

"Alasannnya simpel, supaya saat peringatan Hari Batik, semua Indonesia kenakan batik, serta di tanggal lainnya akan kenakan tenun. Agar ini dapat jadi arena promo berjalan kerajinan tradisionil," katanya dalam tayangan wartawan yang di terima SINDOnews, Jumat (7/12).

Masalah penentuan tanggal, baik Bambang Soesatyo ataupun Anna Mariana akan mengulas kembali langsung dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Kedua-duanya mempunyai ageda pertemuan yang sama juga dengan agenda yang berlainan. "Minggu kedepan saya akan berjumpa Pak Jokowi spesial mengulas mengenai ini," papar Anna Mariana.

Akan tetapi, bila Presiden RI sepakat hari peringatan itu dikumpulkan, Anna sendiri mengakui akan ikuti kebijaksanaan itu. "Yang terpenting pada prinsipnya, Alhamdulillah Pemerintah serta Presiden telah mengakomodir, dengarkan dan sekaligus juga menyetujui permintaan dari perjuangan saya," kata Anna.

"Mudah-mudahan ini akan membawa efek lebih baik buat beberapa pengrajin tenun serta songket. Untuk terselamatkan wastra tradisionil tenun serta songket yang adalah warisan serta asset budaya leluhur bangsa Indonesia," sambungnya.

Dalam penilaian Anna, Indonesia adalah hanya satu negara dalam dunia yang masih tetap dengan aktif pelihara budaya pembuatan kain tenun serta songket. "Serta kerajinan ini rata hampir di semua lokasi Indonesia, dengan keunikan yang berlainan, unik serta langka serta ditangani dengan turun temurun," papar pemilik butik House of Marysa itu.

Wanita kelahiran Solo, 1 Januari 1960 ini juga terasa begitu bersukur bila yang diimpikan lamanya yang berkembang jadi obsesi itu dapat terwujud. "Sebab bila pemerintah abai, bisa saja satu waktu negara lainnya yang mengaku kain tenun serta songket menjadi budaya mereka," tutur Anna Mariana sekalian menyebutkan inspirasi ini sebenarnya ikut adalah masukan dari beberapa pengrajin tenun serta songket binaan Anna yang sejumlah hampir 10 juta serta menyebar di semua Indonesia.

Baca juga : Biaya Kuliah UNDIP - Pendaftaran UNDIP

Dalam peluang yang sama, Bambang Soesatyo menggerakkan Hari Batik Nasional yang diperingati tiap-tiap 2 Oktober, dapat ditingkatkan jadi Hari Batik serta Tenun Nasional. Tidak hanya untuk meningkatkan bangsa Indonesia menghormati serta melestarikan kekayaan khazanah tekstil Nusantara, peringatan Hari Batik serta Tenun Nasional dapat juga mengawasi warisan budaya bangsa dari kepunahan.

"Sesudah sukses memasyarakatkan batik, kita harus juga memberi perhatian yang sama pada kehadiran tenun. Penyatuan Hari Batik serta Tenun Nasional akan buka mata dunia mengenai begitu kayanya budaya berbusana ciri khas Indonesia," tutur Bamsoet.

No comments:

Post a Comment