Friday, August 17, 2018

Tugas Akhir, Mahasiswa Udinus Pamerkan Game Edukasi

Untuk penuhi pekerjaan akhir, 26 mahasiswa Jurusan Design Komunikasi Visual Fakultas Pengetahuan Komunikasi (FIK) Kampus Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang, menunjukkan pengembangannya di ruangan gallery universitas itu, Kamis (6/11/2014).

Beberapa karya yang dipamerkan diantaranya game edukasi, multimedia, dan design iklan atau advertising. Salah satunya mahasiswa semester akhir, Ariyadi, menunjukkan game edukasi bernama Atlas War. Atlas War besutannya adalah game yang menceritakan mengenai pertarungan lima hari yang berlangsung di Semarang.

Baca juga: Jurusan di POLNES

"Untuk bikin game ini, saya bekerja bersama dengan Museum Mandala Bhakti untuk menselaraskan data-data sejarahnya," katanya di sela pameran.

Dia pilih membuat game itu karena banyak generasi muda, terpenting siswa-siswa SD banyak yang tidak tahu histori perang lima hari di Semarang. "Saya telah survey di tiga sekolah SD serta saya temui banyak dari mereka tidak tahu apakah itu perang lima hari di Semarang. Karena itu saya bikin game ini," tuturnya.

Didalam game itu, permainan yang dikerjakan begitu simpel, yaitu bagaimana selamatkan Mr Wongsonegoro yang pada saat perjuangan itu diculik pasukan Jepang. Untuk memenangi peperangan, Mr Wongsonegoro mesti diselamatkan terlebih dulu.

"Ada adegan tembak-menembak, akan tetapi tidak banyak kekerasan di dalamnya karena game ini untuk anak-anak. Permainannya ada lima level yang mesti dilewati," jelasnya.

Gagasannya, game itu akan di pasarkan dengan luas lewat playstore supaya bisa dimainkan lewat smartphone. "Tetapi kelak saya pengaturan dahulu dengan pihak museum (Mandala Bhakti). Yang pasti, game ini akan dipasang juga di museum supaya bisa jadi evaluasi buat anak-anak saat bertandang" tuturnya.

Game lainnya yang dipamerkan merupakan Keep It Clean yang dibuat oleh Rufaida Ayu Ardiningrum yang juga mahasiswi semester akhir. Pada game itu ada tiga level yang mesti dimainkan.

Baca juga: Jurusan di UPR

"Jika game saya ini lebih membawa anak-anak supaya mengawasi lokasi sungai dari sampah. Karena itu permainannya merupakan bagaimana mengawasi sungai dari sampah-sampah yang akan jatuh atau dibuang ke sungai. Jika sukses menepis sampah yang akan dibuang ke sungai pointnya makin bertambah, demikian sebaliknya bila banyak sampah yang jatuh ke sungai, karena itu kalah," tukasnya.

Kahumas Udinus Agus Triyono, tidak hanya ke-2 game itu, ada banyak game-game edukasi yang lain yang dipamerkan oleh beberapa mahasiswa. "Totalnya ada delapan game edukasi yang dipamerkan, selebihnya merupakan multimedia serta karya advertising," katanya.

No comments:

Post a Comment