Friday, February 22, 2019

2 Rekan Bisnis Nuryanto Korban Mutilasi di Malaysia Masih Ditahan

Dua rekanan usaha Ujang Nuryanto korban mutilasi di Malaysia, Iqbal alias Jimy serta M Abbas masih tetap ditahan Polisi Diraja Malaysia, saat ditemukannya dua mayat termutilasi di Sungai Baloh, Selangor, Malaysia pada 26 Januari 2019.

Akan tetapi, ke-2 pria itu belumlah diputuskan menjadi terduga. Mereka masih tetap dicheck menjadi saksi sebab saat di Malaysia, Nuryanto berkomunikasi serta berjumpa dengan Iqbal alias Jimy serta M Abbas yang adalah masyarakat negara Pakistan itu.

Baca juga : Akreditasi Prodi UII

"Iqbal yang di panggil Jimy serta M Abbas yang didapati Nuryanto, yang saat ini ditahan sebab disangka membunuh," kata Deki Rusdiana, kuasa hukum keluarga korban Nuryanto, Kamis (14/2/2019).

Ia menyampaikan, Iqbal alias Jimy adalah pria yang pertama-tama dihubungi oleh adik kandung korban pada 22 Januari sebab handphone korban tidak aktif semenjak 21 Januari 2019. Lalu Jimy menolong mencari hotel tempat korban Nuryanto bermalam.

Jimy, tutur Deki, temukan hotel itu tapi tidak merasakan Nuryanto disana. Di kamar hotel yang menempati korban cuma beberapa barang punya Nuryanto, seperti tas, baju, serta sepatu.

"Jimy ini yang memberikan laporan masalah orang hilang ke Polisi Diraja Malaysia. Sesudah itu ada penemuan mayat pada 26 Januari," tutur ia.

Deki menjelaskan, tidak hanya nama Jimy serta M Abbas, ada satu entrepreneur kembali, bernama Mahatir yang melakukan bisnis dengan Ujang Nuryanto. "Akan tetapi Mahatir ini gak berkaitan dengan masalah mutilasi itu. Ia cuma ada usaha dengan Nuryanto," papar Deki.
Sesaat Meli istri alm Nuryanto menjelaskan, suaminya Ujang Nuryanto pergi dua hari sebelum lagi tahun ke-37 pada 17 Januari 2019. "Suami saya lagi tahun tanggal 19 Januari. Saya sudah sempat SMS serta WhatsApp mengatakan selamat lagi tahun," papar Meli, sekalian kadang-kadang mengusap air matanya.
Saat satu tahun paling akhir, papar ia, suaminya itu seringkali pergi ke Malaysia untuk masalah usaha, menagih uang pembayaran atas kain yang diantar Nuryanto ke rekanan bisnisnya. Umumnya, Nuryanto satu pekan ada di Negeri Jiran itu, lantas kembali pada Bandung.

"Suami saya gagasannya pulang tanggal 22 Januari penerbangan pagi. Waktu 21 Januari, semenjak pagi, siang, serta sesudah Magrib masih tetap komunikasi lewat WhatsApp," papar ia.

Saat malam 21 Januari, muncul firasat karena anak bungsunya yang berumur 2 tahun menangis serta rewel. "Anak saya yang ke-3 ini nangis selalu serta rewel. Usianya baru 2 tahun lebih. Lantas saya minta anak saya yang sulung untuk menelepon ayahnya," papar Meli.

Akan tetapi, Ujang Nuryanto susah untuk dihubungi. Esok harinya 22 Januari, handphone Nuryanto juga tidak aktif. "Sebab ditelepon sulit serta anak rewel, cocok dengar berita tanggal 30 Januari lantas, saya berfikir jika mungkin ini firasatnya," kata Meli.

Baca juga : Akreditasi Prodi UAD

Sesudah menelepon berulang tidak aktif (pada 22 Januari), Meli mengontak adik ipar (adik kandung Ujang Nuryanto). "Saya lantas mengontak adik suami saya serta minta mengecheck agenda pulangnya suami saya dengan maskapai apakah serta penerbangan siang atau sore," tutur ia.

Adik iparnya, menurut Meli lantas mencari info serta mencari kontak nomer HP di ruko. "Adik ipar saya lantas ke ruko, mencari data nomer telephone orang Malaysia itu. Lantas didapatlah nomer atas nama Jimi. Cocok adik suami saya nelpon, Jimi ini mengecheck ke sejumlah hotel. Hotel tempat Nuryanto bermalam diketemukan serta beberapa barang punya suami saya masih tetap berada di kamar hotel itu," papar Meli.

Selang empat hari lalu atau 26 Januari 2019, Jimi relasi usaha Nuryanto di Malaysia memberi berita jelek mengenai ditemukannya sesosok mayat tiada anggota badan komplet. "Sesudah bisa info itu, adik suami saya pergi ke Malaysia pada 30 Januari untuk mengecheck kebenarannya," papar ia.

No comments:

Post a Comment