Thursday, July 12, 2018

Liburan Musim Panas, Mahasiswa Irak Latihan Melawan ISIS

Umumnya, liburan musim panas untuk mahasiswa ialah waktu untuk menghilangkan capek. Beberapa mahasiswa sering pergi berlibur atau mendapatkan uang penambahan dengan bekerja paruh waktu. Tetapi, hal tersebut tidak berlaku untuk beberapa mahasiswa di Irak. Mereka isi waktu liburan musim panas dengan belajar serta berlatih cara melawan ISIS.

Baca juga: Jurusan di UNEJ

Kementerian Pendidikan Irak pada bln. lalu sudah memerintah tiap-tiap Perguruan Tinggi serta kampus yang wilayahnya tidak dikuasai oleh ISIS untuk melatih siswa mereka manfaat melawan kelompok ekstrimis itu. Hal ini didorong oleh panggilan untuk angkat senjata yang di keluarkan oleh seorang ulama Syiah terkenal.

Beberapa mahasiswa ini dilatih oleh anggota kelompok milisi yang di dukung oleh Iran. Milisi ini di kenal sebagai Populer Mobilisasi Unit atau PMU, seperti diambil dari NBC News, Sabtu (22/8/2015).

Tetapi, suatu laporan dari Associated Press mengatakan, kelompok ini sudah membangun kamp kursus musim panas sendiri dengan menyertakan remaja. Amerika Serikat tidak lakukan hubungan kerja dengan PMU yang didominasi oleh kelompok Syiah. Kelompok ini dapat tidak bekerja bersama dengan pasukan keamanan Irak.

Hal ini mengundang reaksi dari AS. Kedutaan besar AS di Baghdad mengakui sangatlah prihatin dengan pemakaian anak-anak sebagai tentara. Konvensi Pencegahan Anak Jadi Tentara pada 2008 mengatakan tidak bisa dibetulkan pemerintah membuat tentara dari anak-anak sebagai bentuk support militer.

Meskipun demikian, pandangan berlainan dilontarkan oleh seorang mahasiswa ilmu dan pengetahuan, Zahra'a Mohammed Abdul Hassan. Menurut dia, kursus militer yang dikerjakan oleh mahasiswa Irak mungkin tampak ekstrim oleh AS. Karena, mahasiswa di AS umumnya isi musim panas dengan bekerja paruh waktu.

Baca juga: Jurusan di UPI

" Pasukan Irak serta PMU berperang di medan yang berlainan dibawah keadaan yang tidak untungkan. Jadi, dengan menyempatkan diri dua jam untuk berlatih dalam kurun dua minggu, saya rasa tidak jelek bila dibanding dengan apa yang dihadapi oleh beberapa tentara sehari-harinya, " tutur wanita berumur 21 th. ini.

Pandangan yang sama saja diungkapkan oleh beberapa mahasiswa yang lain. " Kita hidup di lokasi yang tidak konstan serta dikelilingi banyaknya musuh, " tutur seorang mahasiswa pendidikan jasmani, Muntaser Ghazi Raheem (21). " Serta saya rasa, kami memanglah butuh latihan militer untuk menjaga negeri kami, " imbuhnya. Ia mengakui belumlah sempat menggunakan senjata seumur hidupnya.

No comments:

Post a Comment