Tuesday, April 3, 2018

Pengamat Ekonomi UGM Memuji Kinerja Agus Martowardoyo

 Pengamat ekonomi Kampus Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memberikan pujian pada Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo karna perolehannya sepanjang menjabat.

Baca juga: Biaya Kuliah ITB - Biaya UKT ITB

" Agus Martowardojo mulai kariernya jadi Gubernur BI mulai sejak Mei 2013, " tuturnya dalam acara peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2017 di Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Menurut Tony, waktu Agus pertama kalinya ada di tempat Gubernur BI, cadangan devisa waktu itu cuma sekitaran US$100 miliar serta turun mencolok jadi US$92, 67 miliar karna berlangsung taper tantrum. Taper tantrum yaitu masa dimana AS mengambil keputusan untuk hentikan kebijakan quantitative ease, pencetakan uang, serta suku bunga rendah dihentikan.

Tetapi, Agus dimaksud dapat buat cadangan devisa kembali naik sampai menjangkau US$130 miliar.

" Ini yaitu rekor cadangan devisa teratas yang sempat terdaftar histori perekonomian Indonesia, " paparnya.

Diluar itu, lanjut Tony, pada saat jabatannya Agus sempat juga hadapi naiknya rasio credit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan. Salah nya ialah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Berdasar pada catatan Usaha, rasio credit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Mandiri bertambah mulai sejak 2015 serta mencapai puncak pada 2016 dengan menjangkau diatas 4%. Kenaikan NPL dikarenakan oleh segmen komersial, terlebih di industri manufaktur serta pertambangan.

Ketegasan Agus jadi gubernur bank sentral yang berani mengambil keputusan tidak terima bitcoin masuk kedalam perekonomian domestik ikut diapresiasi

" Jadi, saat banyak negara masih tetap bingung dengan bitcoin, BI berani tegas menyebutkan tidak, " papar Tony.

Dia menerangkan bitcoin tidak penuhi prinsip basic jadi mata uang, yaitu tidak mempunyai underlying asset, tidak miliki otoritas, serta tidak miliki supervisi.

Baca juga: Biaya Kuliah IPB - Biaya UKT IPB

Mengenai LPI yaitu publikasi teratur tahunan BI yang berisi kemampuan serta perjalanan ekonomi Indonesia. Buku yang mengangkat topik Memaksimalkan Momentum, Menguatkan Susunan itu diisi sistem pengelolaan ekonomi Indonesia sepanjang satu tahun ke belakang, termasuk juga agenda yang masih tetap butuh dilanjutkan.

No comments:

Post a Comment